KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau
memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam
upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari
kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti
pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan
ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan
pengajaran/instruksi.
Fungsi Kepemimpinan sebagai berikut :
1. Memprakarsai struktur
organisasi
2. Menjaga adanya koordinasi dan
integrasi dalam organisasi, supaya semuanya beroperasi secara efektif.
3. Merumuskan tujuan institusional
atau organisasional dan menentukan sarana serta cara-cara yang efisien untuk
mencapai tujuan tersebut.
4. Mengatasi pertentangan serta
konflik-konflik yang muncul dan mengadakan evaluasi serta evaluasi ulang.
5. Mengadakan revisi, perubahan,
inovasi pengembangan dan juga penyempurnaan dalam organisasi.
Sejarah Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah jenis pemimpin yang tidak ilmiah. Dalam perkembangan zaman,
kepemimpinan adalah secara ilmiah kemudian berkembang, bersamaan dengan
pertumbuhan manajemen ilmiah (scientific management), yang dipelopori oleh
ilmuwan Frederick W. Taylor pada awal abad ke 20 dan kemudian
hari berkembang menjadi satu ilmu kepemimpinan.
Kemudian
tidak lagi didasarkan pada bakat dan pengalaman saja, tetapi mempersiapkan
secara berencana, melatih calon-calon pemimpin baru. Semuanya dilakukan lewat
perencanaan, percobaan, penelitian, analisis, supervisi dan penggemblengan
secara sistematis untuk membangkitkan sifat-sifat pemimpin yang unggul, agar
mereka berhasil dalm tugas-tugasnya. Nilai kepemimpinan tidak lagi ditentukan
oleh bakat alamnya, akan tetapi oleh kemampuannya menggerakkan banyak orang
melakukan suatu karya bersama, berkat pengaruh kepemimpinannya yang diperoleh melalui
pelatihan dan pendidikan.
Tipe kepemimpinan terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1.
Kepemimpinan
yang Efektif
Mengutip dati seorang Guru manajeman
terkenal, Peter Drucker, dalam kalimatnya: "pondasi dari kepemimpinan yang
efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan
menegakkannya, secara jelas dan nyata”.
2.
Kepemimpinan
Karismatik
Seorang sosiolog yang bernama Max Weber
mendefiniskan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti
"anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang
membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai
kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak
daya-daya istimewa. Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa,
tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan
berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.
3.
Kepemimpinan
Transformasional
Terdapat empat faktor untuk
menuju kepemimpinan tranformasional, yang dikenal sebutan 4 I, yaitu :
idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation, dan
individual consideration.
a.
Idealized influence: kepala sekolah merupakan sosok ideal yang
dapat dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya, dipercaya, dihormati
dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk kepentingan sekolah.
b.
Inspirational motivation: kepala sekolah dapat memotivasi
seluruh guru dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi
dan mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di sekolah.
c.
Intellectual Stimulation: kepala sekolah dapat menumbuhkan
kreativitas dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan
pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke arah yang
lebih baik.
d.
Individual consideration: kepala sekolah dapat bertindak sebagai
pelatih dan penasihat bagi guru dan stafnya.
Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan, Northouse
(2001) menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan
transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin yang
efektif dengan hasil kerja yang lebih baik. Oleh karena itu, merupakan hal yang
amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan kepemimpinan
transformasional di sekolahnya.
Karena kepemimpinan transformasional merupakan sebuah rentang
yang luas tentang aspek-aspek kepemimpinan, maka untuk bisa menjadi seorang
pemimpin transformasional yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan
usaha sadar dan sunggug-sungguh dari yang bersangkutan. Northouse (2001)
memberikan beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional, yakni
sebagai berikut:
-
Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik
untuk organisasi
-
Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari
nilai yang tinggi
-
Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat
kerja sama
-
Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam
organisasi
-
Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan
memberikan contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan
-
Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk
berkontribusi terhadap organisasi
Sekian artikel atau penjelasan
mengenai kepemimpinan. Pada dasarnya sifat kepimpinan sudah ada di dalam diri
manusia. Hanya saja ada yang dapat memanfaatkannya dengan baik adapula yang
tidak terlalu mementingkan arti dari sebuah kepemimpinan. Semoga kelak anak bangsa
dapat menjadi seeorang pemimpin dari berbagai aspe termasuk pemimpin negara ini
yang sukses, berwibawa, berani, adil, jujur, dan jauh lebih baik dari pemimpin
yang pernah memimpin. Salam hangat anak bangsa merah putih garuda pancasila.
Sumber:
Rahardjo Adisasmita, 2011. Pengelolaan
Pendapatan dan Anggaran Daerah. Yang Menerbitkan Graha Ilmu : Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar