Sabtu, 05 November 2016

KEPEMIMPINAN


Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Fungsi Kepemimpinan sebagai berikut :
 1. Memprakarsai struktur organisasi
2. Menjaga adanya koordinasi dan integrasi dalam organisasi, supaya semuanya beroperasi secara efektif.
3. Merumuskan tujuan institusional atau organisasional dan menentukan sarana serta cara-cara yang efisien untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Mengatasi pertentangan serta konflik-konflik yang muncul dan mengadakan evaluasi serta evaluasi ulang.
5. Mengadakan revisi, perubahan, inovasi pengembangan dan juga penyempurnaan dalam organisasi.

Sejarah Kepemimpinan
            Kepemimpinan adalah jenis pemimpin yang tidak ilmiah. Dalam perkembangan zaman, kepemimpinan adalah secara ilmiah kemudian berkembang, bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah (scientific management), yang dipelopori oleh ilmuwan Frederick W. Taylor pada awal abad ke 20 dan kemudian hari berkembang menjadi satu ilmu kepemimpinan.
            Kemudian tidak lagi didasarkan pada bakat dan pengalaman saja, tetapi mempersiapkan secara berencana, melatih calon-calon pemimpin baru. Semuanya dilakukan lewat perencanaan, percobaan, penelitian, analisis, supervisi dan penggemblengan secara sistematis untuk membangkitkan sifat-sifat pemimpin yang unggul, agar mereka berhasil dalm tugas-tugasnya. Nilai kepemimpinan tidak lagi ditentukan oleh bakat alamnya, akan tetapi oleh kemampuannya menggerakkan banyak orang melakukan suatu karya bersama, berkat pengaruh kepemimpinannya yang diperoleh melalui pelatihan dan pendidikan.
Tipe kepemimpinan terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1.      Kepemimpinan yang Efektif
Mengutip dati seorang Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, dalam kalimatnya: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata”.

2.      Kepemimpinan Karismatik
Seorang sosiolog yang bernama Max Weber mendefiniskan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa. Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.

3.      Kepemimpinan Transformasional
Terdapat empat faktor untuk menuju kepemimpinan tranformasional, yang dikenal sebutan 4 I, yaitu : idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation, dan individual consideration.
a.     Idealized influence: kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya, dipercaya, dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk kepentingan sekolah.
b.    Inspirational motivation: kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di sekolah.
c.     Intellectual Stimulation: kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke arah yang lebih baik.
d.    Individual consideration: kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih dan penasihat bagi guru dan stafnya.
Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan, Northouse (2001) menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik. Oleh karena itu, merupakan hal yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan kepemimpinan transformasional di sekolahnya.
Karena kepemimpinan transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek kepemimpinan, maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan sunggug-sungguh dari yang bersangkutan. Northouse (2001) memberikan beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional, yakni sebagai berikut:
-       Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk organisasi
-       Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang tinggi
-       Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat kerja sama
-       Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi
-       Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan
-       Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk berkontribusi terhadap organisasi

Sekian artikel atau penjelasan mengenai kepemimpinan. Pada dasarnya sifat kepimpinan sudah ada di dalam diri manusia. Hanya saja ada yang dapat memanfaatkannya dengan baik adapula yang tidak terlalu mementingkan arti dari sebuah kepemimpinan. Semoga kelak anak bangsa dapat menjadi seeorang pemimpin dari berbagai aspe termasuk pemimpin negara ini yang sukses, berwibawa, berani, adil, jujur, dan jauh lebih baik dari pemimpin yang pernah memimpin. Salam hangat anak bangsa merah putih garuda pancasila.














Sumber:
Rahardjo Adisasmita, 2011. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah. Yang Menerbitkan Graha Ilmu : Yogyakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar